Tugu Muda Semarang merupakan bangunan bersejarah yang diakui pemerintah dan salah satu landmark Kota Semarang, Jawa Tengah. Monumen ini dibangun selama lima hari, yaitu tanggal 15 hingga 19 Oktober 1945, untuk mengenang peristiwa Pertempuran Semarang yang memakan banyak korban jiwa. Pertempuran Lima Hari Semarang merupakan salah satu pertempuran mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Sebuah monumen didirikan di tengah Alun-Alun Semarang untuk mengenang mereka yang gugur dalam pertempuran lima hari tersebut.
Tugu Pemuda Semarang terletak di perempatan pusat kota dan sangat mudah dijangkau. Alamat tepatnya Jln. Pandanaran, Mogasari, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang. Tugu Muda Semarang dan Bandara Jindral Ahmad Yani Semarang hanya berjarak 6,5 km dan dapat ditempuh dalam 15 menit dengan mobil. Dari bandara Anda bisa langsung menuju Jl. Jenderal Sudirman, lewat Jalan Madukoro Raya. Setelah sampai di Jl Jendral Sudirman lokasi Tugu Muda Semarang dapat diakses melalui jalur Jl. MGR Sugiyo Pranoto. Google Maps memudahkan untuk menemukan cara terbaik untuk mencapai monumen ini.
Sejarah Tugu Muda
Menurut beberapa informasi tentang sejarah Tugu Muda, pada tanggal 28 Oktober 1945, Semarang, penguasa kedua Jawa Tengah, mengumumkan pembangunan sebuah monumen bernama Tugu Muda dan peletakan batu pertama. Namun monumen ini tidak bertahan lama. Monumen tersebut dibongkar oleh personel militer Belanda, anggota Administrasi Sipil India Belanda (NICA) dan Badan Rehabilitasi Sekutu untuk Tahanan Perang dan Interniran (RAPWI). Tugu Muda Menurut sejarah Semarang, pembangunan kembali Tugu Muda terjadi pada tahun 1950 atas prakarsa para mantan anggota Korps Pemuda antara lain Letnan Kolonel Sudiarto, A. Djaja, Suwarno, Martadi, Suroso, dan Tjipto, Salim panitia yang dibentuk untuk bekerjasama bertugas mempersiapkan Tugu Muda. Namun, komite ini diubah di tengah jalan dan Walikota Semarang ketiga atau RM diangkat sebagai ketuanya.Hadisoebeneno Sosrowerdoyo.
Monumen baru ini didirikan di simpang lima depan kantor kabupaten Diponegoro. Menurut sejarah Tugu Muda Semarang, pembangunan tugu ini dimulai pada bulan Mei 1952, dan peletakan batu pertama dilakukan oleh R. Boedijono, gubernur ketiga Jawa Tengah.
Biaya pembangunan Tugu Muda sendiri ditanggung oleh sumbangan masyarakat Semarang. Tugu Muda mulai menjabat pada tanggal 20 Mei 1953, bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional. Bahkan, Presiden Soekarno meresmikan Tugu Pemuda pada pukul 09: 25 WIB.
Pesona Tugu Muda Semarang
Destinasi wisata Tugu Pemuda Semarang ini menawarkan banyak aktivitas menarik untuk menikmati liburan Anda di Semarang. Tugu Muda Memorial juga terletak dekat dengan Gedung Rawang Sewu yang bersejarah dan Museum Mandala Bhakti, sehingga destinasi wisata lainnya mudah dijangkau.Tugu Muda Semarang jika dilihat sekilas terlihat seperti lilin, karena bagian kepala tugu berbentuk nyala api. Selain itu, kami juga akan memperkenalkan Anda pada pesona Tugu Muda Semarang yang akan membuat Anda takjub.
1. Menikmati Ukuran Patung Simbolis
Bentuk api ini melambangkan semangat juang Indonesia yang tiada habisnya untuk mempertahankan kemerdekaannya. Bagian tengah tugu berbentuk bambu runcing yang menandakan senjata yang digunakan para militan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Lima batang bambu tajam mengarah lurus ke atas. Tiang bambu berujung lima ini melambangkan pertempuran lima hari yang terjadi di Semarang pada tanggal 15 hingga 19 Oktober 1945. Di bawah potongan bambu berduri terdapat lima batu bertuliskan lambang sila Pancasila: bintang , rantai, pohon beringin, kepala banteng, padi dan kapas. Pada bagian bawah patung bambu pancasila terdapat lima buah tiang dengan jenis hiasan yang berbeda-beda seperti :
- Ukiran Patung Busur Lapar
Patung ini diukir oleh seniman Edhie Snarso. Patung-patung ini melambangkan kehidupan masyarakat Indonesia yang mengalami penindasan dan penderitaan pada masa pendudukan Belanda dan Jepang. Pada masa penjajahan, banyak masyarakat Indonesia yang menderita kelaparan. Hal ini menyebabkan Hongerodeem atau Busung Lapar banyak menyerang masyarakat di Indonesia.
- Ukiran patung pertempuran
Patung ini dipahat oleh Joeski yang berasal dari Aceh. Patung ini melambangkan semangat juang dan keberanian Taruna Semarang saat perjuangan pertempuran lima hari.
- Ukiran mengisi Patung
Patung tersebut diukir oleh Bakri yang juga berasal dari Aceh. Patung tersebut melambangkan perlawanan bangsa Indonesia terhadap serangan luar yang berupaya menggagalkan upaya pembebasan diri dari penjajahan.
- Ukiran Patung Korban
Patung ini dipahat oleh Naser Bondan dari Banten. Ukiran ini melambangkan korban Pertempuran Lima Hari.
- Ukiran Patung Kemenangan
Patung tersebut diukir oleh Djony Trisno dari Salatiga. Patung-patung ini merupakan hasil kerja keras dan pengorbanan masyarakat Semarang selama acara tersebut.
2. Dikelilingi Taman yang Cantik
Tugu Muda Semarang dikelilingi taman indah yang dipenuhi bunga berwarna-warni. Oleh karena itu, tak heran jika banyak pengunjung yang datang untuk bersantai di pagi atau sore hari. Mendekorasi Tugu Muda Semarang dengan lampu penambah suasana membuat pemandangan malam tak kalah spektakuler. Api kecil juga menyala di bagian atas tugu, seolah melambangkan semangat masa muda yang tak ada habisnya. Tugu Muda Semarang tampil cantik, apalagi berlatar Lawang Sewu. Bangunan khas Eropa bergaya kolonial Belanda. Bisa juga dijadikan tujuan wisata Anda selanjutnya.
Jam Buka dan Harga
Tiket Tugu Muda
Buka 24 jam tanpa hari libur, jadi anda bisa mampir kapan saja. Namun, ada beberapa waktu terbaik untuk menikmati keindahan monumen ini. Pagi-pagi sekali, jalanan sekitar masih sepi dan belum banyak mobil yang lalu lalang. Pengunjung biasanya memanfaatkan waktu tersebut untuk berolahraga, seperti jogging di sekitar Tugu Muda Semarang. Suhunya tidak terlalu tinggi, jadi boleh saja datang pada sore atau malam hari. Jika anda ingin datang ke sini secara rombongan, kami sangat merekomendasikan menggunakan sewa bus semarang yang murah dan membuat anda nyaman bepergian bersama keluarga. Tiket masuk ke Tugu Muda tidak dipungut biaya karena merupakan fasilitas umum.
0 komentar:
Posting Komentar